Rabu, 14 Juli 2010

TENTANG MASALAH INFERTILITAS






Apa yang Dimaksud Dengan Kemandulan (Infertilitas)?
Menurut definisinya, kesuburan ialah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu menghamilkannya. Sebelum dan sesudahnya tidak seorangpun tahu apakah pasangan itu subur atau tidak. Juga riwayat kesuburan sebelumnya sama sekali tidak menjamin kesuburan di kemudian hari, baik pada pasangan itu sendiri.
Kemandulan (Infertilitas) atau dinyatakan dengan kesuburan yang berkurang merupakan ketidakmampuan pasangan suami istri untuk mendapatkan anak setelah satu tahun bersenggama tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Namun memang tidak adil jika masalah ini hanya ditimpahkan semata kepada wanita. Pria juga punya andil dalam hal ini.
Infertilitas pada pria dibagi atas infertilitas primer, di mana seorang pria tidak pernah menghamili wanita dan infertilitas sekunder yaitu suatu keadaan di mana seorang pria pernah menghamili wanita kemudian sekarang tidak bisa lagi. Pada wanita disebut infertilitas primer jika istri belum pernah hamil walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama kurun waktu 12 bulan. Disebut infertilitas sekunder kalau istri pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama
dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama kurun waktu 12 bulan.
Infertilitas merupakan masalah bagi pasangan suami istri, oleh sebab itu penilaian dari faktor pria dan wanita harus dilaksanakan secara serentak.
Masalah Apa dan Pemeriksaan Apa Saja pada Infertilitas?
Masalah-masalah pada infertilitas antara lain:
Masalah Air Mani (Sperma)
Kualitas air mani (sperma) merupakan hal yang penting untuk dievaluasi. Evaluasi ini biasanya dilakukan di laboratorium dengan cara penampungan air mani dan di periksa di bawah mikroskop maksimal 2 jam sesudah dikeluarkan.
Kriteria WHO untuk sperma yang normal adalah:
1. Volume (banyaknya) > 2 ml
2. Konsentrasi > 20 juta/ ml
3. Pergerakan (motilitas) > 50 % dengan pergerakan maju (dalam 60 menit sesudah ejakulasi)
4. Morfologi > 30 % bentuk normal
5. Sel-sel darah putih < 1 juta/ ml
Jika tidak ditemukan kelainan baik dalam volume, konsentrasi, pergerakan, bentuk maupun jumlah sel darah putih dalam cairan sperma, berarti sang suami berada dalam kondisi sehat untuk reproduksinya. Sebab satu saja kelainan yang ditemukan dalam pemeriksaan sperma ini bisa sangat mempengaruhi kesuburan pasangan suami istri untuk menghasilkan keturunan.
Masalah Vagina
Kemampuan menyampaikan air mani ke dalam vagina sekitar leher rahim juga berpengaruh pada kesuburan. Masalah vagina yang dapat menghambat penyampaian ini adalah sumbatan atau peradangan. Sumbatan bisa disebabkan masalah kejiwaan (psikogen) disebut vaginismus atau dispareunia (merasa sakit waktu sanggama namun secara klinis tidak ditemukan kelainan maupun penyakit), sedangkan sumbatan anatomis dapat karena adanya kelaian bawaan atau kelainan yang didapat karena sebelumnya mengalami perlukaan atau penyakit kelamin yang lain. Radang di daerah vagina (vaginitis) karena kuman candida albicans atau trikomonas vaginalis hebat dapat merupakan masalah, bukan karena anti spermasidalnya, melainkan antisanggamanya.
Masalah Leher Rahim
Infertilitas yang berhubungan dengan faktor leher rahim dapat disebabkan oleh sumbatan saluran leher rahim (kanalis servikalis), lendir leher rahim yang abnormal, kelaianan letak atau arah (malposisi) dari leher rahim, atau kombinasinya. Terdapat berbagai keluhan anatomi leher rahim yang dapat berperan dalam infertilitas, yaitu cacat bawaan (atresia = tidak adanya saluran), polip leher rahim, sumbatan sebagian (stenosis) akibat trauma atau perlukaan, peradangan (servisitis) menahun dan lainnya. Biasanya baik tidaknya lendir leher rahim diperiksa dengan Sims Huhner tes (uji pasca sanggama) dan Kurzrock Miller test (uji geas objek).
Masalah Rahim
Tidak dapat disangkal, kontraksi vagina dan rahim memegang peranan penting dalam transportasi spermatozoa ini. Pada manusia, hormon oksitosin tidak berpengaruh terhadap rahim yang tidak hamil akan tetapi hormon prostaglandin dalam air mani dapat membuat rahim berkontraksi secara ritmik. Ternyata, hormon prostaglandinlah yang memegang peranan penting dalam transportasi spermatozoa ke dalam rahim dan melewati penyempitan pada batas rahim dengan saaluran telur itu. Dengan demikian, dengan kurangnya hormon prostaglandin dalam air mani dapat merupakan masalah infertilitas.
Masalah lain yang dapat mengganggu transportasi spermatozoa melalui rahim ialah distorsi kavum uteri sinekia (kelaiana bentuk rahim), mioma (tumor dalam rahim), atau polip; peradangan endometrium (di dinding rahim), dan gangguan kontraksi rahim. Kelainan-kelainan tersebut dapat mengganggu dalam hal implantasi (perlekatan hasil pembuahan di dinding rahim), pertumbuhan intrauterin (dalam rahim) dan nutrisi serta oksigenasi janin sehinggga menyebabkan keguguran.
Masalah Saluran Telur (Tuba Fallopy)
Untuk mengetahui apakah da masalah di bagian ini di lakukan uji pertubasi atau uji Rubin bertujuan memeriksa potensi tuba. Dengan tes ini akan di nilai apakah ada penyumbatan atau penyempitan pada tuba yang mengakibatkan sel telur tidak dapat di temukan oleh sperma dan atau hasil pembuahan yang terjadi di tuba tidak dapat masuk ke rahim dan berimplantasi di sana.
Masalah Kandung Telur (Ovarium)
Dalam hal ini perlu dievaluasi apakah ovarium menghasilkan sel telur yang baik atau tidak. Terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur) dapat diketahui dengan berbagai pemeriksaan.
a.Pencatatan suhu basal dalam suastu kurve: Sesudah ovulasi terjadi kenaikan suhu basal disebabkan pengaruh hormon progesteron.
b.Dengan pemeriksaan vaginal smear; pembentukan hormon progesteron menimbulkan perubahan-perubahan sitologis pada sel-sel superfisial.
c.Pemeriksaan lendir leher rahim: adanya hormon progesteron menimbulkan perubahan sifat lendir leher rahim ialah lendir tersebut menjadi lebih kental, juga gambaran fem (daun pakis) yang terlihat pada lendir yang telah dikeringkan hilang.
d.Pemeriksaan endometrium
e.Pemeriksaan hormon seperti hormon estrogen, ICSH dan pregnandiol.
Masalah Rongga Perut (Peritonium)
Evaluasi rongga perut (peritonium) dengan metode yang dikenal dengan Laparoskopi diagnostik telah menjadi bagian integral terakhir pengelolaan infertilitas. Pada umumnya hal ini di lakukan untuk mendiagnosis kelainan yang samar, khususnya pada pasangan mandul yang berumur 30 tahun lebih, atau telah mengalami infertilitas selama 3 tahun lebih. Indikasi untuk melakukan laparoskopi diagnostik adalah:
a.Apabila selama 1 tahun pengobatan belum terjadi kehamilan
b.Kalau siklus haid tidak teratur, atau suhu basal badan monofasik (normalnya bifasik).
c.Apabila istri pasangan mandul berumur 28 tahun lebih, atau mengalami infertilitas selama 3 tahun lebih.
d.Kalau terdapat riwayat laparatomi (operasi rongga perut) sebelumnya.
e.Kalau pernah dilakukan histerosalfingografi (pemeriksaan rahim dan saluran telur dengan memasukkan zat kontras dan kemudian di foto) dengan media kontras larut minyak.
f.Kalau terdapat riwayat apendisitis (radang usus buntu).
g.Kalau pertubasi berkali-kali abnormal.
h.Kalau disangka endometriosis (kelainan dinding rahim) dan
i.Kalau akan dilakukan inseminasi buatan
Apa Saja Syarat-Syarat Pemeriksaan Infertilitas?
Setiap pasangan harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Itu berarti, kalau istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak bisa diperiksa.
Adapun syarat-syarat pemeriksaan pasangan mandul adalah sebagai berikut:
1.Istri yang berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untuk mendapat anak selama kurun waktu 12 bulan. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini jika:
a.Pernah mengalami keguguran berulang
b.Diketahui mengidap kelainan endokrin (hormonal)
c.Pernah mengalami peradangan rongga panggul atau rongga perut
d.Pernah mengalami bedah ginekologik (misalnya pengankatan tumor rahin atau kista ovarium)
2.Istri yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasangan itu datang ke dokter.
3.Istri pasangan mandul yang berumur antara 36-40 tahun hanya dilakukan pemeriksaan infertilitas kalau belum mempunyai anak dari perkawinan ini
4.Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertil (mandul) yang salah satu anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri atau anaknya.

Hal-hal yang perlu diketahui sebelum tes laboratoium pada pria antara lain:
Infeksi genitourinaria (alat genitalia dan salurn kemih)
Terpapar atau tidak oleh bahan toksik
Ada tidaknya trauma atau operasi testis
Merokok atau tidak
Pemakaian obat seperti cannabis
Pemakaian obat seperti cimetidin
Malformasi atau cacat testikular
Gondong atau mumps
Malformasi atau cacat genital
Disfungsi seksual

Hal-hal yang perlu diketahui sebelum tes laboratorium pada wanita antara lain:
Oligo/ amenorrhea
Infeksi pelvis
Penyakit menular seksual
Operasi pelvis
Apendisitis
Galaktorea
Infeksi post partum
Merokok
Operasi servikal
Usia lanjut
Nyeri pelvis
Kurang atau tidak adanya ciri-ciri tanda seks sekunder
Disfungsi seksual
DAFTAR PUSTAKA

1. Sumapraja S. Infertilitas. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rochimhadi T, editor. Ilmu Kandungan. Edisi ke-2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1999: 497-531
2. Sastrawinata RS. Ginekologi. Bandung: UNPAD, 1999: 225-34
3. Greene CA, O’Keane JA. Investigation of the infertil couple. Dalam: Copeland LJ, Jarrel JF, editor. Textbook of Gynaeology. Edisi ke-2. philadelphia: Saunders, 2000: 357-71
4. Hart DM, Norman J, Callander R, Ramsden I. Gynaecology illustrated. Eisi ke-5. Edinburg: Churchill Livingstone, 2000: 390-409

1 komentar:

do not leave before say anything, please

follow me and i follow you, but don't forget to leave some coments at my post..