Minggu, 21 Maret 2010

Sebuah kenangan dalam cerita, catatan harian Juni 2008

15 Juni 2008
Stase RS AD R.W. Mongisidi, Teling
Sama dengan jaga 7x24 jam
Sebenarnya untuk stase luar bagian interna ada 2 RS yanng jadi tujuan yaitu:
RS AD R.W. Mongisidi, Teling dan RS Bethesda Tomohon.
Gw dah berdoa supaya bisa stase di Bethesda, soalnya di sana dibimbing langsung sama dr.P.N.Harijanto, SpPD.
Juga ada doa yang satunya (agenda tersembunyi niy he3)
Sayangnya doa untuk stase di Tomohon gak terkabul…hik hiks..
Gw dapat giliran di Teling bareng dengan 3 orang teman ko as.

Sampe di Teling, gw baru nyadar, ternyata agenda tersembunyi gw justru bisa terlaksana di Teling bukan di Tomohon seperti yang gw pikir dan harapkan..
Oh my GOD….
Kenapa doa gw dijawab dengan cara yang seperti itu ya? Gw nggak ngerti
Hehehehe…
Tapi senang juga

'Bisa ngeliatin pemandangan indah yang dah lama hilang dari lapangan'
Horee!

Lanjut..
Ovoran jam 10.00.
Kami ngundi dan dapat bagian untung pegang Ruang C, Intermediate Medical Care dan harus mengcover teman gw yang megang Ruang A karena hari senin n hari Kamis dia harus di HD (hemodialisa). Sudah kurang lebih 5 tahun teman gw itu HD rutin, salut gw dengan semangat hidupnya yang tinggi. Sebenarnya dokter sudah nyaranin dia untuk nggak stase aja, tapi dianya ngotot…
Ya udah, jadi boleh dibilang gw pegang 30-40 pasien yang 5 di antaranya dengan observasi ketat dibantu teman gw itu bersama tim perawat…

Jaga 7x24 jam dimulai…

Minggu malam,
teman-teman gw yang pegang VIP, wisma, raber (rawat bersama) dan ICU/ICCU sudah mulai disibukan dengan keluhan-keluhan pasien maupun keluarga pasien…. Gw masih bisa tidur dengan tenang. Hehehehe
Ini kedua kalinya gw stase Teling. Pertama kalinya tahun 2007 sekitar 10-16 Desember di Pediatric. Waktu itu gw pegang Ruang Perawatan Intensif anak "ba drek” dengan 3 orang nanak Dengue Shock Syndrome stadium IVb dan 5 anak DSS stadium III… dan banyak juga kisah-kisah yang kualami tapi nggak terlalu seru, Cuma ada kisah yang kurahasiakan selalu sampai sekarang. Hehehehehe.

Senin 16 Juni 2008
Bangun pagi jam 05.00, langsung follow up.
Jam 07.00 belum kelar juga, gw ditegur rasiden coz terlambat…
Dan satu per satu pasien pulang dan masuk…
Seharian ini dihitung-hitung, gw terima 11 pasien..
3 teman gw yang lain masing-masing 3, 2 dan 1.
Semua ruangan penuh jadinya.
‘kita ba drek di Teling ew…
Agenda tersembunyi jalan juga, tapi gw harus berhadapan dengan beberapa kenyataan (nggak usah di bahas ya..) yang penting setelah 6 bulan akhirnya gw bisa melihat agenda tersembunyi gw lagi.. senangnya cuman dalam hati saja…

ini foto aku dengan teman-taman ko as (dokter muda) dengan seragam jaga malam yang biru


Lanjut..
Selasa 17 Juni 2008
Gw nggak terlambat hari ini walaupun si Lola nggak ada.
Semua tercover dengan baik akhirnya
Eh..gw sempat kaget juga hari ini coz visite dengan dokter RS setempat yang tentara. Gak pake jas putih tapi pake seragam TNI AD. Orangnya baik, tapi agak ketus gitu jadi bicaranya kayak marah-marah, membentak-bentak. Waktu pertama kali liat dokter itu gw pikir akan mendengar yang kayak gini
“Co as, perawat n pasien dan semua yang terkait… SIIAAAPP!! GRRAAAK!!”
duh duh...
Tapi nggak segitulah..
Tapi yang bikin gw keberatan visite yang kali ini lama sekali.. kaki gw sampe pegal setengah mati… semua ruangan dikelilingi, baru selesai dengan dokter tentara, disambung lagi dengan visite supervisor…padahal kalo sudah kayak gini gimana mo belajar?
Visite akhirnya selesai jam 13.30… di ruangan gw nerima 5 pasien baru lagi..
Untungnya sore jam 16.00-21.00 nggak ada keluhan dan pasien baru.
Cuman ada 1 konsul dari Obs-Gin, pasien mioma uteri dengan Diabetes Melitus.
Malamnya sambil ngeronda di ruangan dan observasi di IMC, gw nemuin Rina.
“Aduh kak, tadi ada yang horor di VIP!”
“Apa Rin?”
Jam 01.30 dini hari
“Tadi di VIP ada sesuatu yang terjadi..” Wajah Rina menegang.
“Iya, ada apa?”
“Tadi waktu kita masuk dan follow up pasien, pintu utamanya tertutup rapat. Di VIP cuman ada perawat-perawat yang lagi tiduran di kantor perawat dan kita sendiri. Selesai follow up, waktu kita mo keluar, pintu utamanya sudah terbuka lebar. Padahal setahu kita nda ada yang lewat n pintu yang biasanya bunyi itu nggak bunyi sama sekali…”
“Angin kali, Rin”
“Ah, nggak. Kalau angin mana mungkin, kan nggak ada angin malam ini.. lagian kalo ada butuh angin yang besar untuk mendorong pintu yang berat itu..”
“Iya ya.. emang tadi follow upnya berapa lama?”
“Cuman 2 menit aja, kak. Cuman tensi doang n pastikan cairannya tetesan tepat..”
“Lalu siapa yang buka?”
“Nggak tahu, kak. Kita langsung lari cepet-cepat turun kemari. Bulu kuduk masih merinding niy..”

Rabu, 18 Juni 2008
Kesibukan sama dengan kemarin-kemarin. Waktu jaga tadi malam terima pasien baru dengan septik artritis. Lututnya panas, kemerahan, dan bengkak serta ada fluktuasi. Setelah di punksi yang keluar 30cc cairan, hasil analisa cairan sendinya itu ada BTA (Basil tahan asam) dan bakteri Gram.
Trus ada ibu 40 tahun dengan Congestive Heart Failure functional class  IV et causa  Rheumatic Heart Disease dengan hepatomegali 10-12cm b.a.c dan oma 61 tahun dengan ulkus DM yang menurut hasil x-foto ada osteomielitis….semua masuk ke ruanganku
Di IMC masuk opa 71 tahun dengan susp.KAD (Ketoasidosis diabetikum). Gula Darah Sewaktunya tak terukur sampai 5 kali pengambilan sample dengan jarak 2 jam. Kesadaran CM tapi sering kejang. Setelah dikoreksi dan protap terapi KAD, kemajuannya lumayan pesat. GDSnya mulai terukur pada angka 420. huffffffffffffff
Ruang IMC isolasi masuk bapak 47 tahun dengan efusi pleura sinistra e.c susp TB paru dd malignancy. Orangnya sesak banget dengan gambaran radiologis yang khas.. tapi gw dah gak tahan lagi.. capek gw memuncak.. untunglah perawat IMC bisa diandalkan
Btw gw ketiduran di IMC. Jam 01.45 denger-denger ada peristiwa horor lagi, tai gw ngantuk banget, besok harus bangun jam 05.00 atau lebih pagi lagi.. hik hik gw capek banget.. biar tidur di kursi ruang tunggu IMC gw bertekad mau mimpi indah ah…

Kamis, 19 Juni 2008
“Kak, tadi malam ada konsul. Yugen dan Lola yang cover..” Rina memulai pembicaraan waktu gw masuk ke kamar ko as untuk ngambil alat-alat mandi n ganti baju.
“Koq gitu? Kenapa nggak bangunin gw?”
“Kak tidur nggak bisa dibangunin kayak orang mati sih..” ada nada jengkel di suara Rina kali ini.
“Oh ya? Jam berapa?” Perasaan nda ada yang mengganggu semalam kecuali keluarga pasien dan perawat-perawat yang minta penjelasan terapi.
“Jam 02.00 ato segitulah.. masa kak nda ingat..”
Perasaan gw nggak enak niy..
“Di kamar ko as?”
“Ya iya lah, kak. Di mana lagi dang?” Rina dah keliatan jengkel
“Maaf ya, Rin. Masalahnya semalam gw tidur di IMC. Ada pasien yang nggak bisa ditinggal coz panas dan sesak n ada yang titrasi 'dobutamine-dopamine', untung nggak 'gone'. Trus karena dah jam 03.00 gw males balik ke kamar. Jadi baru jam 05.00 ini gw balik untuk ambil alat mandi.
“Ah kakak bohong. Lalu yang tidur di sini dengan kami hant…” Rina terdiam wajahnya pucat..
“Jadi kalian itu sebenarnya bangunin siapa??” tanya gw cuek-cuek aja pura-pura nggak merinding
.....................................
Emang nggak enak banget ya kalo dikerjain, apalagi yang ngerjain..................
Hehehehehehe

23.05
Pasien di ruangan ada yang post Miocard Infarc dengan polisitemia. Hb-nya 19,5gr% dan HCT 69,8. Pasien ini juga dengan Chronic Kidney Disease stg IV. Baru 2 hari pindah dari ICU. Waktu sama-sama dokter melihat pasien baru yang kebetulan di samping si polisitemia, anaknya datang dan melaporkan kalu kateter si bapak terlepas waktu bapak mengejan untuk pipis di wc.
Tapi gak mungkin bangetlah. Gw curiga dia sendiri yang sengaja menarik kateter itu sampai lepas. Setelah diberi penjelasankami ke rung administrasi sambil membuat expertisi EKG bersama dokter residen jaga, kami minta bimbingan. Tiba-tiba ibu yang tadi datang dan sambil nangis-nangis histeris dan hampir nggak terkontrol orangnya.
Bersama dokter jaga kami bertiga ke ruangan si bapak polisitemia tadi. Anaknya bersih keras kalau bapaknya sementara kesakitan dan pura-pura biasa-biasa aja. Anaknya masih histeris dan teriak-teriak sampai mengganggu pasien yang lain. Gw n residen jaga langsung bikin pemeriksaan dan nggak ada tanda-tanda kelainan ataupun gangguan pada penderita. Mungkin karena malu dengan anaknya yang histeris, si bapak jadi marah-marah.. Aduh.. Bisa runyam niy kalau penderita kena serangan lagi e.c marah-marah. Bisa nggak istirahat lagi deh gw… jadi gw langsung berusaha menenangkan si anak dan janji kalau ada apa-apa gw nanti datang walau pagi buta.
Jadi sekali lagi gw nggak tidur di kamar ko as yang 'angker' itu hehehehe. Gw tidur di ruang tunggu lagi, tapi kali ini rung tunggu di ruang C yang lumayan dekat dengan kamar pasien tadi. Jam 01.35 gw mulai tertidur.
Jam 03.05 sempat dibangunkan dokter residen yang nanya kenapa nggak tidur di kamar ko as. Gw bilang aja tanggung, udah mo follow up pasien lagi jam 05.00.
Jam 04.30 gw terbangun dan have some bad feeling. Yang gw pikirkan adalah pasien gw di IMC yang 2 orangnya mengalami penurunan kesadaran.
Jam 05.00 gw selesai dengan tulis menulis, langsung ke IMC. Follow up 5 pasien yang dengan sakit berat semua.
- KAD + stroke non hemoragik
- COPD eksaserbasi akut
- Dispnoe e.c Ca paru
- Susp. Meningitis dengan penurunan kesadaran
- Asma bronkhial persisten sedang berat eksaserbasi akut
Semua dalam keadaan terkontrol.
Dah jam 05.20, agak terang waktu gw selesai mandi dan siap tugas lagi.
Covering tugas-tugasnya Lola di AB, pas hampir selesai, gw dicari perawat ruangan C.
Jam 05.30.
“Ko as, ada masalah di C”
“Pasien yang mana?”
“Pasien yang polisitemia”
“Kenapa? Kateter lagi ya?” gw nebak-nebak
“Umhh.. Kayaknya apnoe tuh..” Perawat kelihatannya gugup tapi berusaha relax. Gw jadi bertanya, berapa lama mereka mempelajari ekspresi itu?
Gw langsung lari ke ruangan C.
Di depan pintu kamar gw di caci maki macam-macam oleh si anak.
Sialan. Ternyata ini bad feeling gw tadi.
Segera gw hubungi residen jaga yang untungnya belum pulang. Heart Rate-nya masih ada, apnoe, pupil belum midriasis, RJP sampai maksimal tapi gagal. Pasien meninggal pukul 06.00.
“Siapa yang terakhir sempat bangaun dan tahu si bapak masih hidup?” tanya gw pada sisa keluarga yang nggak histeris.
“Saya, dokter” Seorang gadis muda yang ternyata anak baptis si bapak mengaku.
“Jam berapa tadi waktu kamu bangun?”
“Jam 04.30, sekitar begitu, dok. Soalnya papa minta minum dan saya beri. Memang saya sempat raba tangan dan kaki papa sangat dingin, tetapi karena ngantuk sekali saya pergi tidur lagi, dok.”
“Aduh, cewek. Kenapa nda langsung laporr dang?!” Gw mulai kesal dan menumpahkan segala rasa tertekan gw yang dari tadi ke gadis ini. Mumpung dia lebih muda dari gw n nampaknya mudah di bentak-bentak hehehehe. Gw nggak sadis koq, tapi kalu tertekan bisa lain ceritanya.
“Maaf, dok. Tadi nda terpikir karena ngantuk sekali..”
“Tau nda, saya tidur di ruang tunggu sana sampe jam 05.00 tadi. Kalau langsung dilaporkan bisa diatasi dengan lebih cepat..” gw agak meredah.
“Iya, dok. Ini salah saya.. Saya ngantuk sekali tadi..”
“Saya menyediakan diri untuk membantu sebagai dokter, tapi salah kamu nggak segera melapor kondisi kritis tadi. Saya cuman berjarak beberapa langkah aja dari kamar ini. Seandainya kamu langsung melapor… Di sini sudah bukan ruang intensif, jadi keluarga juga harus turut membantu mengawasi penderita. Kalau cuman mau tidur mending di rumah saja. Apa gunanya yang jaga bapakmu segerombolan begini lalu tidur semua?”
Walau masalahnya jelas, tetapi keluarga pasien yang nggak puas tetap aja histeris dan memaki-maki habis-habisan semua tenaga medis siapapun sekenanya. Gw yang paling banyak kena makian dan makian. Gw masih bisa tahan dengan makian ataupun kata-kata pedas yang membabi buta. Hanya saja gw janji, kalau sampai ada yang main tangan gw pasti balas dengan pukulan juga. Gak terima gw disalahkan atas kelalaian yang bukan gw lakukan. Gak dihargai, gw sering mengalami n udah agak kebal. Tapi kalau diinjak, gw pasti unjuk gigi. Keterlaluan sudah kalau main pukul.
Dengan thick face n black heart (judul buku niy) gw terus memfollow up pasien-pasien yang lain.. Syukurlah semuanya tuntas tepat waktu walau di bawah tekanan.
Masalah terus berkembang, keluarga pasien memanggil polisi untuk memperkarakan masalah kematianyang mendadak itu..
Wait. Polisi???
Gw punya phobia dengan profesi yang satu itu. Dulu waktu kecil, gw sering lari kalau liat pak polisi. Sekali waktu ada pawai 17-an lewat di depan rumah (waktu itu gw umur 7 tahun) dan sepasukan polisi turun tepat di depan ruamah. Begitu melihatnya gw ingat rasa takut yang sangat yang membuat gw mengurung diri di kolong wastafel kamar mandi selama 3 jam.. sampe krram gw gak peduli..
Kali ini berhadapan dengan masalah yang melibatkan polisi lagi. Adrenalin gw langsunng naik levelnya. Rasanya semua arteriol n venula gw vasokonstriksi waktu dipanggil dokter tentara dan diinterogassi di ruang administrasi.
Gw ditanyai tentang kronologis kejadian yang sebenarnya menurut gw. Untunglah dokter yang menginterogasi baik orangnnya dan pengertian. Walaupun gayanya seperti membentak-bentak, namun orangnya nggak menunjukkan kalau dia marah sama gw dan nggak ada statement menyalahkan gw. Soanya belakangan ada dokter residen dari departemen bedah yang hanya menyaksikan sejenak sempat salah interpretasi. Menurutnya gw dimarahi, tapi menurut gw itu bukan dimarahi. Statement n kalimat bertanya yang jelas ke arah masalah tak bisa dikatakan memarahi. Beliau mungkin kasihan karena gw dimarahi menurutnya, tapi menurut gw sih beliau itu yang sensitive, manisnya… Cakep lagi orang nya hehehehehe..
Masalah dengan keluarga passien selesai dengan kekeluargaan. Gw dipertemukan langsung dengan si anak yang emosinya dah terkendali sepenuhnya bersama supervisor interna dan polisi.
“Dokter, kalau masalah lain saya bisa terima, tapi aya nggak bisa terima dengan ucapan dokter-dokter yang semalam yang ngejek saya, ‘Pasien nggak mo mati dah ditangisi’. Gitu katanya, dok.”
“Dokter yang mana?” tanya supervisor.
Gw langsung natap dia dengan tajam. Gw nggak mau disalahkan lagi dengan kesalahan yang tidak gw lakukan.
“Bilang, bu. Apa saya bilang begitu?” Tanya gw sambil nunjuk hidung sendiri.
“Ohh bukan, dok. Dokter ko as ini yang telah menenangkan saya semalam. Dokter yang satunya lagi yang**&^%$##&%!!!!”
Buset ni orang. Dia sebenarnya tahu gw nggak salah tapi maki-maki dan teriak-teriaki gw ancur-ancuran.
“Dokter ko as, maaf ya…” Oww tahu minta maaf juga ya? Gw pikir orang utan yang nggak hobi teriak-teriak nggak karuan.
“Ya…” gw nahan emosi gak bisa bilang apa-apa lagi, cuman senyum pahit.
Durante visite gw tremor n nggak konsentrasi, bicara agak nggak connect. Untungnya supervisornya baik hati dan lembut keibuan. Tiap kali salah menjawab atau salah tangkap, gw jawab:
“Maaf, dok. Post adrenalin rush.. hehehe” Cengengesan.. dan ampuh juga..
Visitenya nggak lama, tapi gw capek banget padahal hari baru jam 11.30.
Sorenya gw harus klarifikasi dengan banyak orang coz gosip yang tersebar adalah waktu pasien meninggal nggak ada dokter, ko as maupun perawat. Padahal kan nggak seperti itu. Gw klarifikasi semampu gw. Betapa perihnya digosipin. Kalau gw berada di posisi benar, gw nggak takut walaupun gw nggak mengklarifikasi ke semua orang. Apresiasi gw terhadap diri gw gak tergores walau tak semua orang tahu gw nggak salah. Kalau ada yang negative thinking ke gw, bukan masalah gw bukan.

Minggu, 22 juni 2008
Tiba-tiba dah hari Minggu.
My mother’s Birthday!!
Tapi nggak bisa pulang dan kiss her happy birthday like we always do..
Tapi sayangnya juga belum responsi ruangan..
judulnya Septic arthritis.. huhhuhuhuhuhu
Sudahlah..
Stase IRDM/UGD menanti gw besok.
Dan hari ini pula agenda tersembunyi gw ditutup dengan warna pink yang mengejutkan.
Hehehehe
So sweeeet..

52 komentar:

  1. wah ceritanya menegangkan...seru3...

    btw, agenda tersembunyi di upload dong bu dokter,,, hehe...

    BalasHapus
  2. hangat sekali jadi ingin berkumpul bareng

    BalasHapus
  3. Catatan kecil ini akan memberi warna lain di hidup kita......... Semakin warna warni.

    BalasHapus
  4. kesibukan yang menarik. Akhirnya tiba hari minggu juga ya. Selamat berhari minggu dengan keluarga seiri.

    BalasHapus
  5. @ roel:
    agenda tersembunyinya nanti aja ya..
    heheheehe

    BalasHapus
  6. lam kenal, baru skali mampir jadi masih gak konek, co as nya si udah mudeng, baru mulai ngeh nya skitar baca pertengahn sampe ahir, hehe repot juga ya, ngurusi pasien yang ninggal, pake ribut juga, ok d, lanjuut!

    BalasHapus
  7. wuih baru mampir kesini dah dijejelin diary :)
    seru juga ya :)
    salam hangat.

    BalasHapus
  8. Wahh,. flash back masa lalu yang seru,. mantap :)

    BalasHapus
  9. mejeng ni yee..seru dhe ceritanya

    BalasHapus
  10. @ kurniawan.q:
    ngumpul yuuukkks
    (^_^)

    BalasHapus
  11. wah seru nech critanya mbak,
    menarik hatiku haha..
    sukses mbak!

    BalasHapus
  12. @ yansDJ:
    iya ya..
    makasih juga atas warna-warninya...
    :)

    BalasHapus
  13. @ newsoul:
    met hari minggu juga
    semoga menyenangkan harinya..

    BalasHapus
  14. @ ADIVINTRO:
    makasih dah mampir ya..
    semangat terus...
    (^__^)

    BalasHapus
  15. @ Darin:
    salam hangat juga..
    makasih dah mampir kemari
    maaf suguhan kali ini diary doang
    hehehehehe
    lagi ngaak ada inspirasi bikin puisi...
    hhhhhhhhhh
    ;)

    BalasHapus
  16. @ matakakiku;
    iya seru..
    makanya ku share
    kali aja bisa menghibur..

    BalasHapus
  17. @ mbak fanny:
    thanks..
    nulis perdana nih
    biasanya nulis laporan ama puisi
    hehehe

    BalasHapus
  18. @ bung lon blog:
    sukses juga buat kamu, Bung!!
    semangat>>

    BalasHapus
  19. Aku jadi penasaran nih dg agenda tesembunyi itu hehehehe..

    BalasHapus
  20. Ada 3 poin yg setidaknya kucatat di sini. Kisah yang dirahasiakan, pertemuan dengan dokter yang marah tp nggak marah tadi, lalu agenda rahasia yang berakhir pink.
    Kalau ketiganya mengarah ke 1 person, berarti menjadi 1 rangkaian kisah. Tetapi jika ke lain2 orang, ya berarti bermacam2 kisah. Heheh seperti main puzzle aja, bentuk cocok tapi kalau salah atau bukan itu, gambarnya juga nggak akan jadi.
    Anyway, pink berarti nice story. Des, selamat dh untuk kisahnya. Sukses terus ya. Keep writing such good articles.

    BalasHapus
  21. @ mas ivan:
    hehehe nanti di postingkan di kali yang lain
    hehehehe
    padahal nggak pernah nyangka akan bikin orang penasaran
    next post mungkin judulnya
    'agenda tersembunyi'

    BalasHapus
  22. @ hendriawanz:
    tebakannya benar..
    mengarah pada satu person..
    hehehehe
    thanks apresiasinya
    *senang*

    BalasHapus
  23. @ hendriawanz:
    ummmh
    sebenarnya 'warna pink yang mengejutkan'
    itu bukan akhir yang nice
    sampe sekarang malah 'ngegantung'
    tapi memang waktu itu Seiri pake baju pink dan bukan jas lab yang biasanya dipake ko as..

    BalasHapus
  24. hei ceritanya asik banget yaa. hihiii. emang yang namanya kenangan indah itu susah banget dilupainnya. jadi terekam jejak deh :) salam kenal.

    BalasHapus
  25. wow... sibuk banget ckckckck smoga sukses yaaaa... smangat!!!!!

    BalasHapus
  26. baca cerita ini kok jadi ingat seseorang...

    BalasHapus
  27. kunjungan mlm mbak...
    kenangan memang selalu memberi sebuah makna dan memori yang sangat mendalam dalam hati kita

    salam sahabat!

    BalasHapus
  28. @ ata-andi;
    iya..
    thanks apresiasinya...
    salam kenal juga

    BalasHapus
  29. @ Kucing tengil:
    semoga suksesss...
    (^__^)

    BalasHapus
  30. @ mbak reni:
    salam sahabat..
    selalu senang sahabat-sahabat datang berkunjung...

    (^__^)

    BalasHapus
  31. Lengkap Sekali Ceritanya... Saya seperti membaca sebuah diari yang penuh warna..

    BalasHapus
  32. wah.., seru banget ceritanya... ikutan tegang juga waktu baca pas bagian pasien meninggal dan diperiksa polisi.

    BalasHapus
  33. Jadi bisa ngebayangin gimana ribetnya petugas di RS dalam melayani pasien.

    BTW, kamar ko-as benar2 horror ya..? ^_~

    BalasHapus
  34. kunjungan balik...

    seru... nich ceritanya ^^

    aq follow yah... happy monday :)

    BalasHapus
  35. Salam kenal sobat, saya datang untuk berteman, semoga mau jadi sahabat saya.

    BalasHapus
  36. @ laksamana Embun:
    hidupku memang penuh warna...
    trimss dah berkunjung...

    BalasHapus
  37. @ catatan kecilku:
    hehehehe
    waktu itu memang sangat meneggangkan dan melelahkan..

    BalasHapus
  38. @ mbak reni:
    iya, mbak
    katanya sih begitu
    tapi kalo Seiri nggak pernah mengalami langsung
    tapi kalo merinding lang sung pernah

    BalasHapus
  39. @ anton:
    trimss dah berkunjung..
    Seiri dah follow blognya..
    :)

    BalasHapus
  40. aku baca critanya ikutan seru sendiri..
    apalagi mbak yg ngalamin..pasti seru banget ya mbak... :D

    BalasHapus
  41. Yahh..masih ingat yang basi itu to? Hahahaha. Bener, itu pas masih panjang. Belum dipotong. Kalau yang koor sudah. Punyanya (foto)cuma sekedarnya . MInta ke temen lagi. Soalnya kameraku hilang. Ok, sudah lunas ya..hehe. Have a nice day.

    BalasHapus
  42. lhah lupa.akhirnya itu ada hasilnya. juara 1. dah, yg ini di-del aja. ntar spam nh..

    BalasHapus
  43. ckckckckc... bener-bener sibuk ya mbak... saluttt...

    BalasHapus
  44. yeah mbak,, saking sibuknya ampe ga sempat update tulisan di blog.

    BalasHapus
  45. Hmm...panjang bgt dweh artikelnya,cerita apa sinetron sich nie,hehe..lam knal

    BalasHapus
  46. Waaaaahhhh luar biasaaaaa..... selalu salut dengan mereka yang pekerjaannya menolong dan menjaga orang... top markotop....

    BalasHapus
  47. waaahh diriku dapet nomor paling belakang
    heeh
    gak pa pa deh yang penting ngomeng

    saya suka sama warna putih jadinya suka liat dokter2 yang selalu pake putih

    BalasHapus
  48. kunjungan pagi mbak sambil membawakan Tag...

    BalasHapus
  49. Guys,

    Support The Earth Hour, by turning off all the electricity for an hour on Saturday, March 27'th 2010, 8.30 pm.

    Dukung The Earth Hour, dengan mematikan semua lampu dan listrik selama 1 jam, pada hari Sabtu, 27 Maret 2010 mulai dari jam 20.30 malam.

    This is the least we can do....


    Love the Earth...

    Ninneta

    BalasHapus

do not leave before say anything, please

follow me and i follow you, but don't forget to leave some coments at my post..