Sabtu, 27 Maret 2010

FRAKTUR DAN FRAKTUR DISLOKASI SENDI PERGELANGAN KAKI





Pergelangan kaki
merupakan sendi yang kompleks dan penopang badan dimana talus duduk dan dilindungi oleh maleolus lateralis dan medialis yang diikat dengan ligament. Dahulu, fraktur sekitar pergelangan kaki disebut sebagai fraktur Pott.
Fraktur pada pergelangan kaki sering terjadi pada penderita yang mengalami kecelakaan (kecelakaan lalu lintas atau jatuh).
Bidang gerak sendi pergelangan kaki hanya terbatas pada 1 bidang yaitu untuk pergerakan dorsofleksi dan plantar fleksi. Maka mudah dimengerti bila terjadi gerakan-gerakan di luar bidang tersebut, dapat menyebabkan fraktur atau fraktur dislokasi pada daerah pergelangan kaki.
Bagian-bagian yang sering menimbulkan fraktur dan fraktur dislokasi yaitu gaya abduksi, adduksi, endorotasi atau eksorotasi.

Mekanisme trauma

Fraktur maleolus dengan atau tanpa subluksasi dari talus, dapat terjadi dalam beberapa macam trauma:
1.   Trauma abduksi
      Tauma abduksi akan menimbulkan fraktur pada maleolus lateralis yang bersifat oblik, fraktur pada maleolus medialis yang bersifat avulsi atau robekan pada ligamen  bagian medial.
2.   Trauma adduksi
      Trauma adduksi akan menimbulkan fraktur maleolus medialis yang bersifat oblik atau avulsi maleolus lateralis atau keduanya. Trauma adduksi juga bisa hanya menyebabkan strain atau robekan pada ligamen lateral, tergantung dari beratnya trauma.
3.   Trauma rotasi eksterna
      Trauma rotasi eksterna biasanya disertai dengan trauma abduksi dan terjadi fraktur pada fibula di atas sindesmosis yang disertai dengan robekan ligamen medial atau fraktur avulsi pada maleolus medialis. Apabila trauma lebih hebat dapat disertai dengan dislokasi talus.
4.   Trauma kompresi vertikal
      Pada kompresi vertikal dapat terjadi fraktur  tibia distal bagian depan disertai dengan dislokasi talus ke depan atau terjadi fraktur komunitif disertai dengan robekan diastasis.

Klasifikasi

Lauge-Hansen (1950) mengklasifikasikan menurut patogenesis terjadinya pergeseran dari fraktur, yang merupakan pedoman penting untuk tindakan pengobatan atau manipulasi yang dilakukan. Klasifikasi lain yang lebih sederhana, menurut Danis & Weber (1991), dimana fibula merupakan tulang yang penting dalam stabilitas dari kedudukan sendi berdasarkan atas lokalisasi fraktur terhadap sindesmosis tibiofibular. Klasifikasi terdiri atas:
1.   Tipe A; fraktur maleolus di bawah sindesmosis
2.   Tipe B; fraktur maleolus lateralis yang bersifat oblik disertai avulsi maleolus medialis dimana sering disertai dengan robekan dari ligamen tibiofibular bagian depan
3.  Tipe C; fraktur fibula di atas sindesmosis dan atau disertai avulsi dari tibia disertai fraktur atau robekan pada maleolus medialis. Pada tipe C terjadi robekan pada sindesmosis. Jenis tipe C ini juga dikenal sebagai fraktur Dupuytren.
Klasifikasi ini penting artinya dalam tindakan pengobatan oleh karena selain fraktur juga perlu dilakukan tindakan pengobatan oleh karena selain fraktur juga perlu dilakukan tindakan pada ligamen.

Gambaran klinis

Pada fraktur pergelangan kaki penderita akan mengeluh sakit sekali dan tak dapat berjalan. Ditemukan adanya pembengkakan pada pergelangan kaki, kebiruan atau deformitas. Yang penting diperhatikan adalah lokalisasi dari nyeri tekan apakah pada daerah tulang atau pada ligamen.

Radiologi

Dengan pemeriksaan radiologis dapat ditentukan jenis-jenis fraktur dan mekanisme terjadinya trauma. Umumnya dengan proyeksi anteroposterior dan lateral dapat diketahui adanya fraktur di daerah pergelangan kaki.

Penanggulangan

Fraktur dislokasi pada sendi pergelangan kaki merupakan fraktur intra-artikuler sehingga diperlukan reduksi secara anatomis dan akurat serta mobilisasi sendi yang sesegera mungkin.
Tindakan pengobatan terdiri atas:
1.   Konservatif
      Dilakukan pada fraktur yang tidak bergeser, berupa pemasangan gips sirkuler di bawah lutut.
2.   Operatif
      Terapi operatif dilakukan berdasarkan kelainan-kelainan yang ditemukan apakah hanya fraktur semata-mata, apakah ada robekan pada ligamen atau diastasis pada tibiofibula serta adanya dislokasi talus.
      Beberapa hal yang penting diperhatikan pada redusi, yaitu:
  • Panjang fibula harus direstorasi sesuai panjang anatomis
  • Talus harus duduk sesuai sendi  dimana talus dan permukaan tibia duduk parallel
  • Ruang sendi bagian medial harus terkoreksi sampai normal (4 mm)
  • Pada foto oblik tidak nampak adanya diastasis tibiofibula
Tindakan operasi terdiri atas:
  • Pemasangan screw (maleolar)
  • Pemasangan tension band wiring
  • Pemasangan plate dan screw

Fraktur maleolus medialis
Dapat  dicoba dengan reposisi tertutup. Bila berhasil baik dipertahankan dengan imobilisasi gips di bawah lutut selama 8 minggu. Bila hasil reposisi jelek, harus dipikirkan kemungkinan terjadinya interposisi periosteum antara kedua fragmen. Untuk hal ini harus dilakukan tindakan operasi, dipasang internal fiksasi dengan pemasangan screw.
Fraktur maleolus lateralis
Umumnya dengan melakukan reposisi tertutup hasilnya baik. Imobilisasi dengan gips di bawah lutut selama 6 minggu.
Fraktur maleolus lateralis disertai dengan robeknya ligamen deltoid. Terjadinya fraktur maleolus lateralis dan dislokasi tulang talus ke lateral. Hal ini dapat coba ditanggulangi dengan reposisi tertutup. Bila hasil reposisi tertutup gagal, dilakukan tindakan open reduksi dengan pemasangan internal fiksasi pada tulang fibula.

Fraktur maleolus lateralis dan medialis (Bimaleolus)
Terjadi fraktur maleolus lateralis dimana garis patahnya terletak di atas permukaan sendi pergelangan kaki dan fraktur avulsi maleolus medialis. Hal ini dapat dicoba dengan melakukan reposisi tertutup. Kalau hasilnya jelek, dilakukan tindakan operasi reposisi terbuka dengan pemasangan internal fiksasi pada kedua maleolus.

Komplikasi

1.   Vaskuler
      Apabila terjadi fraktur subluksasi yang hebat maka dapat terjadi gangguan pembuluh darah yang segera, sehingga harus dilakukan reposisi secepatnya.
2.   Malunion
      Reduksi yang tidak komplit akan menyebabkan posisi persendian yang tidak akurat yang akan menimbulkan osteoarthritis.
3.   Osteoartritis
4.   Algodistrofi
      Algodistrofi adalah komplikasi dimana penderita mengeluh nyeri, terdapat pembengkakan dan nyeri tekan di sekitar pergelangan kaki. Dapat terjadi perubahan trofik dan osteoporosis yang hebat.
5.   Kekakuan yang hebat pada sendi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

do not leave before say anything, please

follow me and i follow you, but don't forget to leave some coments at my post..