Tiga cara utama pengobatan kanker
- Operasi
- Radioterapi
- Kemoterapi
Kemoterapi dimulai pada tahun 1942 ketika ditemukannya nitrogen mustard
Etiologi Kanker
Pertumbuhan abnormal dari sel kanker disebabkan oleh adanya perobahan pada DNA yang disebabkan oleh bahan kimia, virus, radiasi dll
HUBUNGAN KEMOTERAPI DAN GROWTH FRACTION
Growth fraction dari jaringan adalah penentu utama kepekaannya terhadap kemoterapi
Growth Fraction = proliferasi sel /G0
Kepekaan antikanker
- Lebih peka pada sel kanker yang mempunyai nilai growth fraction tinggi
- Sel normal yang mempunyai growth fraction tinggi seperti sumsum tulang, epitel sal.pencernaan, folikel rambut, dan sel-sel pembentuk sperma
- Growth fraction tumor solid rendah,
- Growth fraction kanker diseminated tinggi (leukemia dan limfoma), kepekaan tinggi
HAMBATAN KEMOTERAPI
- Toksisitas pada sel normal
- Dosis tidak boleh melebihi kemampuan toleransi dari sel normal
- Tidak selektif (seperti antimikroba)
- Sel kanker harus mati 100%
- Satu sel saja dapat berproliferasi
- 100% mati tidak mungkin dicapai karena sulit diketahui kapan hal ini telah dicapai
- Kesulitan diagnosa dini
- Diagnosa dini sulit kecuali kanker serviks (teknik Pap Smear)
- Diagnosa lanjut telah terjadi:
1. Metastase
2.Tumor menjadi kurang peka thdp obat
3. Keadaan umum penderita telah menurun
- Tumor solid kurang berespons
- Penurunan growth fraction, sel G0 bertambah (Gompertzian kinetics)
- Kepekaan tumor solid ditingkatkan dengan debulking (operasi atau radiasi) supaya terjadi recruitment
Gompertzian tumor growth curve showing the relationship between tumor size and clinical status
- Resistensi obat
- Sel kanker dapat berubah menjadi resisten terhadap obat (mutasi)
- P-glucoprotein bekerja memompa obat keluar dari sel
- Heterogenitas sel tumor
Tumor mengandung populasi sel yang berbeda-beda dalam:
- Morfologi
- angka pertumbuhan
- kemampuan metastasis
- Keterbatasan obat mencapai sel tumor
- Lokasi tumor yg sulit mendapat suplai darah menyebabkan jumlah obat yang masuk terbatas
- Tumor solid besar,vaskularisasinya sedikit
- Antikanker sulit melewati sawar otak
STRATEGI MENCAPAI EFEK MAKSIMUM KEMOTERAPI
- Pemberian intermiten
- Pemberian kombinasi
- Mengoptimasikan jadwal pemberian
- Pemberian regional
STRATEGI MENCAPAI EFEK MAKSIMUM KEMOTERAPI Pemberian intermiten
- Tujuan kemoterapi ialah mematikan sel neoplastik 100% sambil membatasi kematian sel normal
- Sel normal diberikan kesempatan untuk bertumbuh lagi
STRATEGI MENCAPAI EFEK MAKSIMUM KEMOTERAPI Pemberian kombinasi
- Lebih efektif dari satu obat
- Keuntungan:
1. Mengurangi resistensi obat
2. Meningkatkan daya mematikan
3. Mengurangi kerusakan sel normal
Single Drug Treatment Versus Combination Chemotherapy
Type of Cancer | Method of Treatment and Drug Employed | Percent of Patients With Complete Remission |
Acute lymphocytic leukemia of childhood Hodgkin’s disease | Single Drug Therapy Daunorubicin Prednisone Vincristine Combination Chemotherapy Prednisone + vincristine Prednisone + vincristine +daunorubicin Single Drug Therapy Vincristine Prednisone Procarbazine Mechlorethamine Combination Chemotherapy Vincristine + prednisone + mechlorethamine + procarbazine | 38 63 57 90 97 <10 < 5 <10 20 81 |
Responses of cyclophospamide and vincristine alone and in combination
Therapeutic Regimen | Anticancer Effect | Toxicity | |
Neutropenia | Neurotoxicity | ||
Cyclophospamide Vincristine Cyclophospamide + Vincristine | ++ ++ ++++ | ++ “0” ++ | “0” ++ ++ |
Acuan untuk memilih obat:
1. Obat harus efektif pada pemberian tunggal
2. Tiap obat harus mempunyai mekanisme berbeda
3. Obat-obat harus mempunyai efek toksik yang berbeda
STRATEGI MENCAPAI EFEK MAKSIMUM KEMOTERAPI Mengoptimasikan jadwal pemberian
Effect of Dosing Schedule on Therapeutic Responses
- Experimental group
Dosage size
Dosing schedule
Mice surviving
I
II
240 mg/kg
15 mg/kg
1 dose/day*
8 dose/day*
None
100%
* Cytarabine was administered on days 2, 6, 10, 14 after mice were inoculated with leukemia cells
STRATEGI MENCAPAI EFEK MAKSIMUM KEMOTERAPI Pemberian regional
- Daya mematikan tinggi
- Toksisitas sistemik rendah
- Teknik (intra arteri, intrathecal, intrakavitas)
PENATALAKSANAAN TOKSISITAS ANTIKANKER
Penekanan sumsum tulang
1. Neutropenia, pemberian CSF, GM-CSF
2. Trombositopenia, pemberian platelet
3. Anemia, jarang terjadi
PENATALAKSANAAN TOKSISITAS ANTIKANKER
Gangguan saluran pencernaan
growth fraction tinggi sehingga terjadi stomatitis dan diare, kemoterapi dihentikan
rangsangan pada zona triger kemoreseptor sehingga terjadi mual muntah, premedikasi antimuntah
PENATALAKSANAAN TOKSISITAS ANTIKANKER
Toksisitas penting lainnya
- Alopecia
- Toksisitas alat reproduksi
- Hiperuricemia
PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENGOBATAN
- Penderita harus dijelaskan baik buruknya
- Tiga keuntungan: sembuh, paliatif, perpanjangan hidup
- Keadaan umum penderita berdasarkan Karnofsky Performance Scale (<40 tidak sanggup menerima kemoterapi)
Karnofsky Performance Scale
Definition | Percent | Criteria |
Able to carry on normal activity and work; no special care needed | 100 90 80 | Normal; no complain; no evidence of disease Able to carry on normal activity; minor signs or symptom of disease Normal activity with effort; some signs or symptom of disease |
Unable to work; able to live at home and care for most personal needs; a varying amount of assistance needed | 70 60 50 | Cares for self; unable to carry on normal activity or do active work Requires occasional assistance; able to care for most needs Requires considerable assistance and frequent medical care |
Unable to care for self; requires equivalent of institutional or hospital care; disease may be progressing rapidly | 40 30 20 10 0 | Disabled; requires special care and assistance Severely disabled; hospitalization is indicated although death or imminent Very sick; hospitalization necessary; active supportive treatment necessary Moribund; fatal processes progressing rapidly Death |
KLASIFIKASI OBAT ANTIKANKER
- Cytotoxic
- Alkylating agents
- Nitrogen mustard
- Cyclophosphamide
- Chlorambucil
- Ifosfamide
- Melphalan
- Mechlorethamine
- Cyclophosphamide
- Nitrosoureas
- Carmustine
- Lomustine
- Streptozocin
- Carmustine
- Ethylenamines
- TEM
- Thiotepa
- Altretamin
- TEM
- Triazenes
- Dacarbazine
- Dacarbazine
- Others
- Busulfan
- Carboplatin
- Cisplatin
- Busulfan
- Antimetabolits
- Folic acid analogues
- Methotrexate
- Methotrexate
- Pyrimidine analogues
- Cytarabine
- Fluorouracil
- Floxuridine
- Gemcitabine
- Cytarabine
- Purine analogues
- Mercaptopurine
- Thioguanine
- Fludarabine
- Pentostatine
- Azathioprine
- Cladribine
- Mercaptopurine
- Antitumor antibiotics
- Bleomycin
- Dactinomycin
- Daunorubicin
- Doxorubicin
- Idarubicin
- Epirubicin
- Mitomycin
- Mitoxantrone
- Plicamycin
- Mitotic inhibitors
Vinblastin
- Vincristine
- Vinorelbine
- Paclitaxel
- Docetaxel
- Miscellaneous
Hormones and hormone antagonists
- Androgen
- Fluoxymesterone
- Testosteron
- Fluoxymesterone
- Antiandrogen
- Flutamide
Estrogen
- Diethylstilbestrol
- Ethinyl estradiol
- Diethylstilbestrol
- Estrogen mustard
- Estramustine
- Antiestrogen
- Tamoxifen
- Progestins
- Medroxyprogestero
- Megestrol
- Medroxyprogestero
- Gn-RH analogues
- Leuprolide
- Goserelin
- Leuprolide
- Glucocorticoid
- Prednisone
- Androgen
- Bilogic Respons Modifiers
- Interferon alfa-2a
- Interferon alfa-2b
- Interleukin-2 (aldesleukin)
- Levamisole
- Interferon alfa-2a
- Epipodophyllotoxins
- Etoposide
- Teniposide
- Etoposide
- Enzyme
- L-Asparginase
- Miscellaneous
- Hydroxyurea
Procarbazine
- Mitotane
- Hydroxyurea
Obat alami produksi TRADIMUN
Nama | Kandungan |
Curlonga Curzedo Androhep No-Flam Gynura Allium Crucifera Centella Aloe Typhonium Vinca Solanig Phylanthus Morinda Benalu | Kunir/Kunyit Kunir putih Sambiloto Jinten hitam Sambungnyowo Bawang putih Sawi putih Pegagan Lidah buaya Keladi tikus Tapak dara Solanumnigrum Meniran Mangkudu Benalu buah |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
do not leave before say anything, please