Selasa, 03 Agustus 2010

Patah dan Patah lagi...


Fraktur klavikula

Merupakan tulang yang berbentuk S, disebelah medial berhubungan dengan sternum dan bagian lateral dengan akromion. DIhubungkan dengan korakoid oleh ligament korako-klavikular.

Mekanisme trauma :
Fraktur klavikula terjadi karena penderita jatuh pada bahu, biasanya tangan dalam keadaan out stretched.

Klasifikasi :
1.   Sepertiga tengah (80%)
  1. Sepertiga lateral (15%)
  2. Sepertiga medial (5%)

GK :
Adanya anamnesis trauma dan pembengkakan serta nyeri pada daerah klavikula

Pemeriksaan radiologis:
Pada fraktur 1/3 tengah, klavikula bagian medial terangkat ke atas oleh tarikan otot sternokleidomastoideus dan fragmen lateral tertarik ke bawah oleh m. pektoralis mayor.
Gambar skematis lokalisasi fraktur pada scapula dan klavikula :
1.  Fraktur klavikula 1/3 tengah
2. Fraktur klavikula 1/3 lateral
3. Fraktur klavikula 1/3 medial
4. Fraktur leher scapula
5. Fraktur prosesus akromion
6. Fraktur prosesus korakoid
7.  Fraktur badan skapula


Pengobatan :
1.   Konservatif
Dengan mitela, verban bentuk delapan








 
2.   Operasi
Sebagian besar sembuh dengan baik.
Indikasi operasi :
1.   Fraktur terbuka
2.   Adanya tekanan pada pembuluh darah
3.   Non-union
4.   Fraktur 1/3 lateral
5.   Penderita aktif yang segera kembali pada pekerjaan semula
Operasi dengan memasang pin Kirschner atau plate and screw.

Komplikasi :
1.   Mal-union
2.   Kerusakan pembuluh darah atau paru-paru
3.   Non-union
4.   Deformitas yang jelek berupa penonjolan tulang ke arah kulit
5.   Artritis pasca traumatic

Fraktur Humerus


Lokalisasi fraktur pada humerus
1.  Fraktur leher
2. Fraktur tuberkulum mayus
3. Fratkur diafisis
4. Fraktur suprakondiler
5. Fraktur kondiler
6. Fraktur epicondylus medialis


Pada setiap fraktur humerus harus diperiksa adanya lesi nervus radialis terutama pada daerah 1/3 tengah humerus.

Pengobatan :
Prinsip pengobatan fraktur diafisis humerus adalah konservatif karena angulasi dapat tertutup oleh otot dan secara fungsional tidak terjadi gangguan.
-        Pemasangan U salb
-        Pemasangan gips tergantung (hanging cast)

Pengobatan operatif dengan pemasangn plate and screw atau pin dari Rush atau pada fraktur terbuka dengan fiksasi eksterna.
Indikasi operasi :
1.   Fraktur terbuka
2.   Terjadi lesi nervus radialis setelah dilakukan reposisi
3.   Non-union
4.   Pderita yg segera ingin kembali bekerja scr aktif.








Fraktur Prosesus Olekranon

Terjadi karena seseorang jatuh dan mengalami trauma langsung pada siku.

Klasifikasi :
Tipe I      : tjd keretakan olekranon ≠ ada pemisahan
Tipe II    : keretakan disertai pemisahan
Tipe III   : fraktur komunitif

Pengobtan :
Pengobatan tipe I dengan terapi konservatif dengan gips sirkuler.
Tipe II dengan tindakan operatif dan fiksasi interna menggunakan screw atau tension band wiring.
Tipe III dengan cara eksisi fragmen dan melekatkan kembali trisep pada olekranon.



Fraktur Monteggia

Fraktur 1/3 proksimal ulna disertai dislokasi radius proksimal.

Pengobatan :
Pada orang dewasa sebaiknya dilakukan operasi dengan fiksasi interna yang rigid dan mobilisasi segera sendi siku.







Fraktur Diafisis Radius Ulna

Pengobatan :
Pengobatan fraktur yang tidak bergeser berupa pemasangan gips diatas siku dengan meletakkan lengan bawah dalam posisi pronasi pada fraktur 1/3 distal, posisi netral pada fraktur 1/3 tengah dan pada fraktur 1/3 proksimal dengan pemasangan gips diatas siku dalam posisi supinasi.
Apabila ada kelainan perlekatan otot pronator dan supinator tulang radius dan ulna, reduksi serta imobilisasi yang baik sulit dilakukan. Reduksi yang akurat sangat diperlukan karena tangan yang mempunyai fungsi untuk pronasi dan supinasi. Pengobatan yang paling baik adalah dengan pemasangan fiksasi rigid dengan plate and screw.


Fraktur Galeazzi

Fraktur pada 1/3 distal radius disertai dislokasi sendi radio-ulnar distal.




Pengobatan :
Harus dilakukan reposisi secara akurat dan mobilisasi segera karena bagian distal mengalami dislokasi. Dengan reposisi yang akurat dan cepat maka dislokasi sendi ulna distal juga tereposisi dengn sendirinya. Apabila reposisi spontan tidak terjadi maka reposisi dlakukan dengan fiksasi K-wire. Operasi terbuka dengan fiksasi rigid mempergunakan plate and screw.

Fraktur Distal Radius

1.   Fraktur Colles




 Fraktur Colles terdri atas :
-        Fraktur radius 1 inchi diatas pergelangan tangan
-        Angulasi dorsal fragmen distal
-        Pergeseran ke dorsal dari fragmen distal
-        Fraktur prosesus stiloid ulna

GK :
Terdapat riwayat trauma dengan pembengkakan pergelangan tangan pada orang yg berumur > 50 thn, nyeri dan deformitas garpu. Gambaran ini terjadi karena adanya angulasi dan pergeseran ke dorsal, deviasi radial, supinasi dan impaksi ke arah proksimal.

Pengobatan :
Fraktur tanpa pergeseran diobati dengan pemasangan gips sirkuler dibawah siku, lengan bawah dalam keadaan pronasi, deviasi ulna erta fleksi. Pada fraktur dengan pergeseran fragmen dilakukan reposisi dengan GA. Imobilisasi dengan gips dilakukan selama 6 minggu dan dilanjutkan dengan fisioterapi yang intensif.


2.   Fraktur Smith
3.   Fraktur Barton
Fraktur pada radius distal dengan fragmen distal melalui sendi dan terjadi pergeseran fraktur serta seluruh komponen sendi kearah volar.


Fraktur patela

Patela merupakan tulang sesamoid yang paling besar pada tubuh dan mempunyai fungsi mekanis dalam ekstensi anggota gerak bawah.
Disebelah proksimal melekat otot kuadriseps dan di bagian distal melekat ligament patella.

Mekanisme trauma:
1.       Kontraksi yang hebat otot kuadriseps, misalnya menekuk secara keras dan tiba-tiba
2.       Jatuh dan mengenai langsung tulang patella.

Klasifikasi :
Tipe I      : fraktur tanpa adanya pergeseran dan bersifat transversal (fraktur crack)
Tipe II    : fraktur transversal dengan pergeseran
Tipe III   : fraktur transversal pada kutub atas/bawah
Tipe IV   : fraktur komunitif
Tipe V    : fraktur vertical

Fraktur transversal biasanya karena kontraksi hebat
Fraktur kominutif karena trauma langsung pada patella.





GK :
Adanya trauma pada daerah lutut disertai pembengkakan, nyeri dan hemartrosis. Mungkin dapat diraba adanya ruang fragmen patella. Pada pemeriksaan didapatkan adanya cekungan dan penderita tidak dapat melakukan ekstensi anggota gerak bawah.

Pengobatan :
1.      Fraktur yang tidak bergeser. Bila ada hemartosis yang besar, dilakukan aspirasi secara steril dan dipasang gips silinder selama 4-6 minggu.
2.      Fraktur yang bergeser. Pada fraktur transversal diperlukan operasi dan rekonstruksi kembali ekspansi ekstensor serta tulang patella dengan menggunakan tension band-wiring.
3.      Fraktur kutub bawah. Fragmen kecil yang komunitif dilakukan eksisi dan rekonstruksi kemali ligament patella.
4.      Fraktur komunitif. Terutama pada orang tua dimana rekonstruksi kembali patella tidak mungkin dilakukan, sebaiknya patella dieksisi.

FRAKTUR DAN DISLOKASI SENDI PADA ANAK

Fraktur pada anak berbeda dengan orang dewasa karena adanya perbedaan anatomi, biomekanik serta fisiologi tulang.

Perbedaan anatomi:
Anatomi tulang pada anak terdapat lempeng epifisis yang merupakan tulang rawan pertumbuhan. Perisoteum sangat tebal dan kuat dan menghasilkan kalus yang cepat dan lebih besar daripada orang dewasa.

Atas dasar perbedaan anatomi, biomekanik dan fisiologis, maka fraktur pada anak-anak mempunyai gambaran khusus, yaitu:
1.   Lebih sering ditemukan
2.   Periosteum sangat aktif dan kuat
3.   Penyembuhan fraktur sangat cepat
4.   Terdapat problem khusus dalam diagnosis
5.   Koreksi spontan pada suatu deformitas residual
6.   Terdapat perbedaan didalam komplikasi
7.   Berbeda dalam metode pengobatan
8.   Robekan ligament dan dislokasi lebih jarang ditemukan
9.   Kurang toleransi terhadap kehilangan darah
Macam-macam fraktur pada anak :
a.         Bengkok
b.         Green stick
c.          Buckle
d.        Lengkap





Klasifikasi fraktur lempeng epifisis menurut Salter - Haris




Tipe I    
Terjadi pemisahan total lempeng epifisis tanpa adanya fraktur pada tulang, sel-sel pertumbuhan lempeng epifisis masih melekat pada epifisis. Fraktur ini terjadi oleh karena adanya shearing force dan sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak-anak yang lebih muda. Pengobatan dengan reduksi tertutup mudah oleh karena masih ada perlekatan perisot yang utuh dan intak. Prognosis biasanya baik bila direposisi dengan cepat.

Tipe II
Merupakan jenis fraktur yang sering ditemukan. Garis fraktur melalui sepanjang lempeng epifisis dan membelok ke metafisis dan akan membentuk suatu fragmen metafisis yang berbentuk segitiga yang disebut tanda Thurston-Holland. Sel-sel pertumbuhan pada lempeng epifisis juga masih melekat. Trauma yang menghasilkan jenis fraktur ini biasanya terjadi karena trauma shearing force dan membengkok dan umumnya terjadi pada anak-anak yang lebih tua. Perisoteum mengalami robekan pada daerah konveks tetapi tetap utuh pada daerah konkaf. Pengobatan dengan reposisi secepatnya tidak begitu sulit kecuali bila reposisi terlambat harus dilakukan tindakan operasi. Prognosis biasanya baik, tergantung kerusakan pembuluh darah.

Tipe III
Merupakan fraktur intra-artkuler.
Garis fraktur mulai permukaan sendi melewati lempeng epifisis kemudian sepanjang garis lempeng epifisis. Jenis fraktur ini bersifat intra-artikuler dan biasanya ditemukan pada epifisis tibia distal. Oleh karena fraktur ini bersifat intra-artikuler dan diperlukan reduksi yang akurat maka sebaiknya dilakukan operasi terbuka dan fiksasi interna dengan mempergunakan pin yang halus.

Tipe IV
Fraktur ini juga merupakan fraktur intra-artikuler yang melalui permukaan sendi memotong epifisis serta seluruh lapisan lempeng epifisis dan berlanjut pada sebagian metafisis. Jenis fraktur ini misalnya fraktur kondilus lateralis humeri pada anak-anak. Pengobatan dengan operasi terbuka dan fiksasi interna karena fraktur tidak stabil akibat tarikan otot. Prognosis jelek bila reduksi tidak dilakukan dengan baik.

Tipe V
Merupakan fraktur akibat hancurnya epifisis yang diteruskan pada lempeng epifisis. Biasanya terjadi pada daerah sendi penopang badan yaitu sendi pergelangan kaki dan sendi lutut. Diagnosis sulit karena secara radiologik tidak dapat dilihat. Prognosis jelek karena dapat terjadi kerusakan sebagian atau seluruh lempeng pertumbuhan.




5 komentar:

  1. Met siang mbak dokter cantik :)
    No coment deh ya, aku jd pasien aja hehehe

    BalasHapus
  2. Wah...ngga ngerti deh kalau bahasanya dokter :),barangkali lebih ngerti kalau langsung diterangin sama bu dokter...hehehe

    Salam hangat & sehat selalu...

    BalasHapus
  3. wah pookoknyakalo slam sakit
    mba seiri yang periksa deh hehhe

    BalasHapus
  4. bedanya orang teknik ama kedoteran ya kayak gini deh....ga nyambung blassss aku hi hi hi.....

    Tapi hebat untuk sebuah pembahasan, begitu detailnya dirimu uraikan hal ini De...., ini jelas cerminan bahwa kau kuasai masalahmu dan ga keliru bila kau sudah sudah jadi dokter

    BalasHapus
  5. kiran cerita ttg patah hati...ternyta patah beneran |:D

    BalasHapus

do not leave before say anything, please

follow me and i follow you, but don't forget to leave some coments at my post..