Sabtu, 29 Desember 2012

Suatu Senja Sebelum Natal di Teminabuan

Menjemput rasa di penghujung senja
Seperti menaburkan kembali sepi yang beberapa saat lalu hampir tak terasa
Lalu aku hanya harus diam saja dan memutus kata
Tak mau lagi menyeduh kasih dari kisah tanpa sengaja
Dalam diam memandang langit yang masih juga jingga di bawah rinai hujan akhir tahun

Awan yang tak akan bicara
Juga cakrawala dan setengah lingkaran pelangi senja
Apalagi hati yang tak lagi mau merasa
juga derita jiwa karena damba yang menjadi hampa
Rindu-rindu yang masih enggan berlabuh jua
Pada cekungan sukma dia menari tanpa gembira
Hanya bergerak mengikuti irama tanpa raga
Bergerak perlahan dan kemudian menghentak dalam jeda
Ahhh senja yang gelisah....
Tak akan pernah mau lagi kucicip harap yang kau bawa
Asa yang selalu saja untukku terbuang percuma
Aku tak pernah benar-benar mengerti rasa itu apa hingga bisa begini menggila
Bagai cinta yang buta yang tak mengenal dirinya
Yang mungkin telah salah mendefinisi kata yang terlalu manis mengecup dahaga
Hanya ijinkan kuraih seberkas pancaran jingga senja
Yang menghangat di kalbu kubuai sayang dalam dekapan bermanja
Membawanya ke dalam seribu mimpi di malam sepi yang nelangsa
Lalu lelap tanpa selimut rasa
Dan masih juga susah mempercayai cinta
(Haruskah kutunggu?)


___ Teminabuan, Desember 2012___

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

do not leave before say anything, please

follow me and i follow you, but don't forget to leave some coments at my post..