Rinoskopi anterior adalah pemeriksaan
rongga hidung dari depan dengan memakai spekulum hidung. Di belakang vestibulum
dapat dilihat bagian dalam hidung. Saluran udara harus bebasdan kurang lebih
sama pada kedua sisi. Pada kedua dinding lateral dapat dilihat konka inferior.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada rinoskopi anterior ialah :
ü Mukosa. Dalam keadaan normal, mukosa
berwarna merah muda. Pada radang berwarna merah, sedangkan pada alergi akan
tampak pucat atau kebiru-biruan (livid).
ü Septum. Biasanya terletak di tengah dan
lurus. Diperhatikan apakah ada deviasi, krista, spina, perforasi, hematoma,
abses dan lain-lain.
ü Konka. Diperhatikan apakah konka besarnya
normal (eutrofi, hipertrofi, hipotrofi atau atrofi).
ü Sekret. Bila ditemukan sekret pada rongga
hidung, harus diperhatikan banyaknya, sifatnya (serous, mukoid, mukopurulen,
purulen atau bercampur darah) dan lokalisasinya (meatus inferior medius, atau
superior). Lokasi sekret ini penting artinya, sehubungan dengan letak ostium
sinus-sinus paranasal dan dengan demikian dapat menunjukkan dari mana sekret
tersebut berasal. Krusta yang banyak ditemukan pada rhinitis atrofi.
ü Massa. Massa yang sering ditemukan di
dalam rongga hidung adalah polip dan tumor. Pada anak dapat ditemukan benda
asing.
Rhinoskopi posterior adalah
pemeriksaan ronnga hidung dari belakang, dengan menggunakan kaca nasofaring.
Dengan mengubah-ubah posisi kaca, kita dapat melihat koana, ujung posterior
septum, ujung posterior konka, sekret yang mengalir dari hidung ke nasofaring
(post nasal drip), torus tubarius, dan ostium tuba.
Akhir-akhir ini dikembangkan
cara pemeriksaan dengan endoskop, disebut nasoendoskopi. Dengan cara ini
bagian-bagian rongga hidung yang tersembunyi yang sulit dilihat dengan
rinoskopi anterior, maupun rinoskopi posterior akan tampak lebih jelas.
Aduh itu puisinya... bikin galau aja mbak... hehehe
BalasHapusEh itu foto yang dipajang foto apaan ya mbak?
BalasHapus#gagalfokus