Pernahkah hati terasa nyeri
Sampai tak bisa mengurai air mata lagi
Tinggal sesak yang di dalam dada
Tapi kau berharap semua tanpa kata diam-diam pergi?
” Sesaat setelah hujan redah
ternyata aku bisa juga melihat bayangan itu
dan kemudian tak bisa berkata apapun
tak bisa tersenyum apalagi mendesah sekalipun
Entahlah…
aku juga bingung kenapa ku bernyanyi di bawah bintang-bintang namun mengabaikan bayangan embun yang kunyanyikan….
Ummmmhhh………..
Mungkin lebih baik lupakanlah, Sayang
Bayang-bayang yang ku sayang
selama ini terbuai angan dan hasrat yang bercampur mimpi-mimpi waktu lalu
Kita ternyata tak pernah bertemu
aku terlalu takut mencintai lagi dan kau terlalu ragu
aku terlalu terlalu cepat menyimpul rasa dan kau terlalu jauh
aku terlalu berani mencuri bayangmu dan kau masih terlalu jauh
aku terlalu banyak menulis puisi dan kau terlalu takut salah
aku terlalu takut tersakiti lagi dan kau terlalu tak bisa disentuh
aku terlalu berpura-pura tak tahu dan kau terlalu angkuh
aku terlalu menghina resiko dan kau terlalu acuh
aku kemudian terlalu cemburu dan kau terlalu tak tersentuh
aku terlalu berani mengungkap rasa dan kau menjadi terlalu kaku
aku terlalu banyak merindu dan kau terlalu gagu
aku terlalu jauh berlari dan kau terlalu tak mau tahu
aku terlalu banyak berkata-kata dan kau diam seribu bahasa
aku terlalu terhanyut rasa dan kau terlalu beku
dan aku ngilu membeku
tak sanggup mengangkat muka dan memberimu senyum (yang ku simpan sejak dulu)
maafkan…
ternyata aku terlalu terluka…
Tak tahu kapan luka ini akan menyudah
tapi sudahlah…
Kita ternyata tak pernah benar-benar bertemu
Sayang,
kusesalkan warna merah jambu yang waktu itu menghias rasa
Mengapa tak jadi angin yang diabaikan
atau bayang-bayang di bawah malam yang tak tergapaikan
atau kayu yang diabukan api
atau awan yang dilenyapkan hujan
Mengapa cintaku tak sesederhana harapku????”
….
….