Kamis, 30 Oktober 2008

Bagaimana menjaga stoma kolostomi Anda?


Pembuatan Stoma adalah operasi bypass saluran pencernaan, semacam saluran alternatif. Hal ini dilakukan ketika saluran pencernaan alami tidak dapat lagi berfungsi secara normal, sebagai akibat dari trauma, penyakit atau suatu ablasi . Secara umum di sini, kotoran atau urine dikumpulkan dalam saku atau tas (stoma pouch). Stoma bisa di buat pada saluran pencernaan, saluran kencing dan saluran pernafasan
 
 Menurut jenisnya, stoma dapat sebagai
 
1. Kolostomi (a surgical procedure that involves connecting a part of the colon onto the anterior abdominal wall) yaitu  mengacu pada proses menghubungkan usus ke dinding perut sehingga kotoran dialihkan alirannya  melalui sebuah lubang hasil sayatan  biasanya dilakukan pada perut. Kolostomi dapat dilakukan pada setiap segmen dari usus besar. Lubang ini disebut stoma buatan, pasien dapat menggantungkan sebuah kantong/ tas untuk penggunaan tunggal untuk menampung kotoran.

Selasa, 28 Oktober 2008

Prinsip-Prinsip Dasar Penggunaan Kemoterapi Pada Kanker





Tiga cara utama pengobatan kanker
- Operasi
- Radioterapi
- Kemoterapi


Kemoterapi dimulai pada tahun 1942 ketika ditemukannya nitrogen mustard


Etiologi Kanker
Pertumbuhan abnormal dari sel kanker disebabkan oleh adanya perobahan pada DNA yang disebabkan oleh bahan kimia, virus, radiasi dll


HUBUNGAN KEMOTERAPI DAN GROWTH FRACTION
Growth fraction dari jaringan adalah penentu utama kepekaannya terhadap kemoterapi
Growth Fraction = proliferasi sel /G0

Kepekaan antikanker
  • Lebih peka pada sel kanker yang mempunyai nilai growth fraction tinggi

  • Sel normal yang mempunyai growth fraction tinggi seperti sumsum tulang, epitel sal.pencernaan, folikel rambut, dan sel-sel pembentuk sperma

  • Growth fraction tumor solid rendah,


  • Growth fraction kanker diseminated tinggi (leukemia dan limfoma), kepekaan tinggi



HAMBATAN KEMOTERAPI
  • Toksisitas pada sel normal
  • Dosis tidak boleh melebihi kemampuan toleransi dari sel normal

  • Tidak selektif (seperti antimikroba)
  • Sel kanker harus mati 100%
  • Satu sel saja dapat berproliferasi

  • 100% mati tidak mungkin dicapai karena sulit diketahui kapan hal ini telah dicapai
  • Kesulitan diagnosa dini
  • Diagnosa dini sulit kecuali kanker serviks (teknik Pap Smear)

  • Diagnosa lanjut telah terjadi:

1. Metastase
2.Tumor menjadi kurang peka thdp obat
3. Keadaan umum penderita telah menurun
  • Tumor solid kurang berespons
  • Penurunan growth fraction, sel G0 bertambah (Gompertzian kinetics)

  • Kepekaan tumor solid ditingkatkan dengan debulking (operasi atau radiasi) supaya terjadi recruitment

Gompertzian tumor growth curve showing the relationship between tumor size and clinical status


  • Resistensi obat
  • Sel kanker dapat berubah menjadi resisten terhadap obat (mutasi)

  • P-glucoprotein bekerja memompa obat keluar dari sel
  • Heterogenitas sel tumor

Tumor mengandung populasi sel yang berbeda-beda dalam:
  • Morfologi

  • angka pertumbuhan

  • kemampuan metastasis

  • Keterbatasan obat mencapai sel tumor
  • Lokasi tumor yg sulit mendapat suplai darah menyebabkan jumlah obat yang masuk terbatas

  • Tumor solid besar,vaskularisasinya sedikit

  • Antikanker sulit melewati sawar otak





STRATEGI MENCAPAI EFEK MAKSIMUM KEMOTERAPI
    • Pemberian intermiten

    • Pemberian kombinasi

    • Mengoptimasikan jadwal pemberian


    • Pemberian regional



STRATEGI MENCAPAI EFEK MAKSIMUM KEMOTERAPI Pemberian intermiten
  • Tujuan kemoterapi ialah mematikan sel neoplastik 100% sambil membatasi kematian sel normal

  • Sel normal diberikan kesempatan untuk bertumbuh lagi



STRATEGI MENCAPAI EFEK MAKSIMUM KEMOTERAPI Pemberian kombinasi
  • Lebih efektif dari satu obat

  • Keuntungan:

1. Mengurangi resistensi obat
2. Meningkatkan daya mematikan
3. Mengurangi kerusakan sel normal






Single Drug Treatment Versus Combination Chemotherapy
Type of Cancer
Method of Treatment and Drug Employed
Percent of Patients With Complete Remission






Acute lymphocytic leukemia of childhood














Hodgkin’s disease


Single Drug Therapy
Daunorubicin
Prednisone
Vincristine
Combination Chemotherapy
Prednisone + vincristine
Prednisone + vincristine +daunorubicin
Single Drug Therapy
Vincristine
Prednisone
Procarbazine
Mechlorethamine
Combination Chemotherapy
Vincristine + prednisone + mechlorethamine + procarbazine


38
63
57


90
97


<10
< 5
<10
20


81




Responses of cyclophospamide and vincristine alone and in combination


Therapeutic Regimen


Anticancer Effect


Toxicity
Neutropenia
Neurotoxicity
Cyclophospamide


Vincristine


Cyclophospamide +
Vincristine
++


++


++++


++


0”


++


0”


++


++




Acuan untuk memilih obat:
1. Obat harus efektif pada pemberian tunggal
2. Tiap obat harus mempunyai mekanisme berbeda
3. Obat-obat harus mempunyai efek toksik yang berbeda




STRATEGI MENCAPAI EFEK MAKSIMUM KEMOTERAPI Mengoptimasikan jadwal pemberian


Effect of Dosing Schedule on Therapeutic Responses
Experimental group
Dosage size
Dosing schedule
Mice surviving
I


II
240 mg/kg


15 mg/kg
1 dose/day*


8 dose/day*
None


100%


* Cytarabine was administered on days 2, 6, 10, 14 after mice were inoculated with leukemia cells


STRATEGI MENCAPAI EFEK MAKSIMUM KEMOTERAPI Pemberian regional
  • Daya mematikan tinggi

  • Toksisitas sistemik rendah

  • Teknik (intra arteri, intrathecal, intrakavitas)



PENATALAKSANAAN TOKSISITAS ANTIKANKER
Penekanan sumsum tulang
1. Neutropenia, pemberian CSF, GM-CSF
2. Trombositopenia, pemberian platelet
3. Anemia, jarang terjadi


PENATALAKSANAAN TOKSISITAS ANTIKANKER
Gangguan saluran pencernaan
growth fraction tinggi sehingga terjadi stomatitis dan diare, kemoterapi dihentikan
rangsangan pada zona triger kemoreseptor sehingga terjadi mual muntah, premedikasi antimuntah


PENATALAKSANAAN TOKSISITAS ANTIKANKER
Toksisitas penting lainnya
- Alopecia
- Toksisitas alat reproduksi
- Hiperuricemia


PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENGOBATAN
  • Penderita harus dijelaskan baik buruknya


  • Tiga keuntungan: sembuh, paliatif, perpanjangan hidup

  • Keadaan umum penderita berdasarkan Karnofsky Performance Scale (<40 tidak sanggup menerima kemoterapi)

Karnofsky Performance Scale
Definition
Percent
Criteria
Able to carry on normal activity and work; no special care needed


100


90
80


Normal; no complain; no evidence of disease
Able to carry on normal activity; minor signs or symptom of disease
Normal activity with effort; some signs or symptom of disease
Unable to work; able to live at home and care for most personal needs; a varying amount of assistance needed


70


60


50


Cares for self; unable to carry on normal activity or do active work
Requires occasional assistance; able to care for most needs
Requires considerable assistance and frequent medical care
Unable to care for self; requires equivalent of institutional or hospital care; disease may be progressing rapidly


40


30
20


10
0
Disabled; requires special care and assistance
Severely disabled; hospitalization is indicated although death or imminent
Very sick; hospitalization necessary; active supportive treatment necessary
Moribund; fatal processes progressing rapidly
Death


KLASIFIKASI OBAT ANTIKANKER
  1. Cytotoxic
  • Alkylating agents
  • Nitrogen mustard
    • Cyclophosphamide
    • Chlorambucil
    • Ifosfamide
    • Melphalan
    • Mechlorethamine


  • Nitrosoureas
    • Carmustine
    • Lomustine
    • Streptozocin


  • Ethylenamines
    • TEM
    • Thiotepa
    • Altretamin


  • Triazenes
    • Dacarbazine


  • Others
    • Busulfan
    • Carboplatin
    • Cisplatin




  • Antimetabolits

  • Folic acid analogues
    • Methotrexate




  • Pyrimidine analogues
    • Cytarabine
    • Fluorouracil
    • Floxuridine
    • Gemcitabine


  • Purine analogues
    • Mercaptopurine
    • Thioguanine
    • Fludarabine
    • Pentostatine
    • Azathioprine
    • Cladribine

  • Antitumor antibiotics
      • Bleomycin
      • Dactinomycin
      • Daunorubicin
      • Doxorubicin
      • Idarubicin
      • Epirubicin
      • Mitomycin
      • Mitoxantrone
      • Plicamycin

  • Mitotic inhibitors


  • Vinblastin

  • Vincristine
  • Vinorelbine
  • Paclitaxel
  • Docetaxel
  • Miscellaneous





  1. Hormones and hormone antagonists
    • Androgen
      • Fluoxymesterone
      • Testosteron

    • Antiandrogen
      • Flutamide



    • Estrogen
      • Diethylstilbestrol
      • Ethinyl estradiol

    • Estrogen mustard
      • Estramustine

    • Antiestrogen
      • Tamoxifen

    • Progestins
      • Medroxyprogestero
      • Megestrol

    • Gn-RH analogues
      • Leuprolide
      • Goserelin

    • Glucocorticoid
      • Prednisone


  1. Bilogic Respons Modifiers
    • Interferon alfa-2a
    • Interferon alfa-2b
    • Interleukin-2 (aldesleukin)
    • Levamisole

  1. Epipodophyllotoxins
    • Etoposide
    • Teniposide

  2. Enzyme
    • L-Asparginase

  3. Miscellaneous
    • Hydroxyurea


    • Procarbazine

    • Mitotane




Obat alami produksi TRADIMUN
Nama
Kandungan
Curlonga
Curzedo
Androhep
No-Flam
Gynura
Allium
Crucifera
Centella
Aloe
Typhonium
Vinca
Solanig
Phylanthus
Morinda
Benalu
Kunir/Kunyit
Kunir putih
Sambiloto
Jinten hitam
Sambungnyowo
Bawang putih
Sawi putih
Pegagan
Lidah buaya
Keladi tikus
Tapak dara
Solanumnigrum
Meniran
Mangkudu
Benalu buah











KELUMPUHAN NERVUS FASIALIS




·     Nervus Fasialis = N VII
·     Mengapa dinamakan N Fasialis ? à Sebagian besar sarafnya mensarafi otot-otot mimik
·     THT Kelumpuhan N VII à Bidang Otologi
·     Kelumpuhan N VII à Gejala Penyakit
·     Lesi :
o    Intra kranial
o    Intra temporal
o    Ekstra tempora (Kelenjar Parotis)

Hal-hal penting ttg Kelumpuhan N VII
di bidang THT :
ü  Sebagian besar (90%) lesi Intra temporal
ü  Lumpuhnya otot-otot mimik unilateral à muka menceng
ü  Penderita tak mampu mengekspresikan perasaannya (gembira, susah, marah)
ü  Gangguan aktifitas sehari-hari
ü  Stress psikis

ANATOMI NERVUS FASIALIS
Penting !
F  Gejala & Tanda à Lokalisasi lesi
F  Saraf terpanjang yg berjalan di dlm tulang
F  Sebagian besar kelumpuhan akibat lesi sewaktu saraf berjln di dlm kanalis fasialis pada tulang temporal

Serabut2 Saraf Fasialis bersifat
·         Motoris à Otot-otot mimik
·         Sekretomotor parasimpatis
§  Kelenjar lakrimalis
§  Kelenjar hidung
§  Kelenjar submandibularis
§  Kelenjar sublingualis
·         Sensorik
o    Palatum
o    Dua pertiga anterior lidah

KELUMPUHAN NERVUS FASIALIS
2 Tipe (Jenis)
1)       Sentral (4%)
a.       Trauma kepala
b.       Perdarahan otak
c.        Abses otak
d.       Penyakit sistemik
2)       Perifer (96%)
a.       Intra temporal (90%)
b.       Ekstra temporal (6%)

Lesi Intra Temporal
Bell’s Palsy
-          Etiologi belum jelas (dingin, iskemi, autoimun)
-          Paralisis fasial (fenomena bell’s)
-          Lesi sering pada pars vertikalis daerah foramen stilomastoideus
-          Timbul mendadak

Sindroma Melkersson
ü  Etiologi belum diketahui
ü  Paralisis fasial
ü  Edema neurotik fasial (terutama bibir)
ü  Lingua pliata (lidah pecah-pecah)


Infeksi Telinga Tengah
     OMP Akut
Terjadi akibat dehisensi pd kanalis falopi
     OMP Kronik & Mastoiditis
Akibat kolesteatoma mengadakan destruksi tulang sekitarnya termasuk kanalis falopi
·         Trauma
o    Trauma operasi telinga tengah (stapedektomi, mastoidektomi)
o    Trauma kepala (Fraktur os temporal)
·         Herpes Zoster Otikum (Synd Ramsay Hunt) :
o    Tuli persepsi
o    Erupsi herpes MAE
o    Paralisa N VII
·         Tumor Telinga Tengah (jarang)
o    Jinak
o    ganas

Lesi Ekstra temporal
·         Operasi / Kelainan kelenjar parotis


Gejala-gejala :
Tergantung lokalisasi lesi (Sentral à dahi intak)

Keluhan & Pemeriksaan
·         Dahi tak dpt dikerutkan
·         Alis mata tak dpt digerakkan ke atas
·         Mata tak dpt ditutup dipaksa menutup à bola mata bergerak ke atas (Phenomena Bell’s)
·         Ala nasi sakit tak bergerak
·         Mulut:       Tak dpt merapat, meringis, bersiul
                                Tak dpt makan dgn baik
                                Minum keluar dari sudat paralisa
                                Sisa makanan antara pipi & ginggiva
DIAGNOSIS
Anamnesa
ü  Berapa lama?
ü  Bagaimana terjadinya?
ü  Apakah telinga keluar cairan?
ü  Trauma?

Pemeriksaan
-          Fisik
-          Elektrik à Nerve Exitability test (NET)
-          Tes lakrimasi (schirmer test)
-          Tes pengecapan (elektrogustometry)
-          Stapedius refleks
-          Submandibular salivary flow test
-          X foto
TERAPI
Tergantung Penyebabnya
F  Bell’s Palsy
o Kortikosteroid
o Fisioterapi
o Facial decompresi
F  OMPA
o Parasentesa
o Antibiotika
F  OMPK & Mastoiditis
o Mastoidektomi + Facial decompresi
F  Trauma operasi telinga tengah
o Teknik salah à saraf putus à sambung
F  Edema / penekanan tampon à dilonggarkan / fisioterapi
F  Trauma kepala
o Transversal à operasi
o Longitudinal à konservatif
F  Herpes zoster oticum à simptomatis

Dekompresi N Fasialis
Membuka kanalis N Fasial (kanalis Falopi)



OTITIS MEDIA AKUTA

Otitis Media Akuta
·                 Otitis Media Serosa Akut
·                 Otitis Media Purulenta Akut

Otitis Media Purulenta Akuta
Radang akut mukosa yg diikuti pembentukkan pus di telinga tengah
Pada bayi dan anak sering merupakan lanjutan infeksi sal nafas atas:
                Rhinitis akuta
                Sinusitis akuta
                Adenoiditis
                à Rhinogen
Faktor tuba eustachi
PENYEBAB LAIN :
      Trauma
  Fraktur Basis Kranii
  Ledakan Atau Luka Tusukan
      Hematogen

Kuman Penyebab:
      Streptokokus
      Hemophilus Influenza
      Pneumokokus
      Pseudomonas
      Bacteriodes Fragilis

Otitis Media Purulenta Akuta
4 stadium (rhinogen)
  1. Stadium kataralis (oklusio tuba)
  2. Stadium supurasi
  3. Stadium perforata
  4. Stadium resolusi

1.       Stad. Kataralis (Oklusio Tuba)

Infeksi Sal. Nafas Atas→ Udem Mukosa Tuba → Fungsi Terganggu → Vakum Telinga Tengah → Permiabilitas Meningkat → Hydrop Ex Vakuo

Klinis  :
·     Otalgi Ringan
·     Telinga Grebeg-Grebeg (Terasa Berair)
·     Pendengaran Menurun
·     Gejala Dari Uri

Otoskopi
Membrana timpani
·                 Retraksi
·                 Hiperemi
·                 Kadang-kadang air fluid level

Terapi :
·     Dekongestan oral ( pseudoefedrin)
·     Dekongestan lokal :à glukophedrin
o    dewasa 1%
o    anak 1/2 %
o    bayi 1/4 %
·     Antibiotika :
o    Ampisilin Dewasa 4 X 500 Mg, Anak 4 X 25 Mg/Kg/Hari Atau
o    Amoksisilin Dewasa 3 X 500 Mg, Anak 3 X 10 Mg/Kg/Hari Atau
o     Eritromisin Dewasa 4 X 500 Mg, Anak 4 X 10 Mg/Kg/Hari Selama 7 Hari
·     Simtomatis :   Panas → Antipiretik

2. Stadium supurasi ( bombans )
Patofisiologi:
Vakum → transudasi
                        ↓
Penetrasi kuman → eksudasi
                                      ↓
        Bombans
Klinis :
      Otalgi Hebat
      Febris Tinggi
      Uri
      Konvulsi
      Diare
Otoskopi :
-       BombansHiperemia
Terapi :
-       Parasintesa
-       Dekongestan
-       Antibiotika

3. Stadium perforata
Bombans → Tak Diparasentesa

Pecah Spontan → Perforasi
Otoskopi
-       Perf. → Sekret Molor
-       Hiperemi → Pulsasi
Klinis:
-       Tek. Menurun :
-       Otalgi berkurang
-       Panas  berkurang
-       Otore  +
-       Gangguan pendengaran
-       Uri

Terapi
·           Bombans à parasentesa
·           Antibiotika
·           Dekongestan          

4. Stadium resolusi (penyembuhan)
Patologi :
F  Proses sembuh :
o           Oedem ↓,
o           Hiperemi ↓
F  gangg. Fungsi tuba berkurang

Klinis
→ Keluhan menurun

Otoskopi  
Posisi membran    kembali normal
Warna putih sedikit hiperemi,
Perforasi. +                   

Terapi
Obat tidak perlu
Hindari !! :
     Uri
     Kemasukan air, korek-2
OMA sembuh : 10 – 14 hari
Perf. Kecil–dpt. Menutup/sikatrik
Fungsi pend. Normal : 1 – 2 bln.


OTITIS MEDIA SEROSA AKUTA
OMA
·                 Purulenta à OMPA
·                 Non purulenta à OM Serosa Akut

Definisi :
Terbentuknya sekret di telinga tengah secara tiba-tiba tanpa infeksi bakteri

Faktor penyebab
·                 Sumbatan tuba eustachi
·                 Virus
·                 Alergi
·                 Idiopatik

Gambaran Klinis
Anamnesis :
        Pendengaran berkurang
        Suara sendiri terdengar lebih nyaring pada telinga yg sakit (diplacusis binauralis)
        Terasa ada cairan bergerak saat kepala berubah posisi
        Kadang2 terasa sakit (awal penyakit pd barotruma)
Pemeriksaan
        Otoskopi : MT retraksi, KT ada air fluid level
        Tes garpu suara / audiogram : tuli konduksi

Terapi
Medikamentosa à tergantung penyebab
        Barotrauma à decongestan
        Alergi à antihistamin
Miringotomi
Grommet tube


·     Petrositis
·     Parese Fasialis
·     Labirintitis
·     Abses Otak





KOMPLIKASI OMA
·     Mastoiditis Akut                      
·     Meningitis
·     Abses Extradural
MASTOIDITIS AKUT
·     Infeksi Selulae  Mastoid Akibat
·     Penjalaran Infeksi Kav.Timpani
·     Etiologi :
        Kuman Penyebab :
                S. Pneumonia                     S. Aureus
                H. Influenzae                      Ps. Aerugenosa
                Basilus frag
·     OMA → umumnya sembuh
·     Sebagian kecil → mast. Akut
·     Faktor berpengaruh :
o    Virulensi / resistensi kuman
o    Anatomi antrum, pneumatisasi
o    Resistensi mukosa (imunologi)
o    Daya tahan  penderita

DIAGNOSA :
Anamnesa :
Telinga keluar cairan 6-8 minggu
Nyeri belakang telinga

Pemeriksaan:
Perubahan posisi aurikel
Hiperemia dan nyeri tekan mastoid
Penurunan ddng post. Mae (sagging)
X – foto mastoid: destruksi selulae mastoid

Diagnosa banding : Furunkel meatus eksternus

Infeksi meluas :
      Abs. Subperiostal
      Parese N. Fasialis
      Labirintitis
      Intrakranial 

TERAPI
Mastoidektomi simpel
Antibiotika
Simptomatis

follow me and i follow you, but don't forget to leave some coments at my post..